Minggu, September 30

Filosofi Sebuah Rumah

Setiap diri pasti berkeinginan untuk mempunyai rumah. Keinginan itu diwujudkan dengan beragam cara: menabung, KPR, warisan, atau hadiah. Rumah yang paling membanggakan tentu rumah yang diperoleh dengan cucuran keringat sendiri. Diawali kemampuan kita membeli tanah. Lalu, kita pun berencana untuk membangun rumah idaman itu. Kita siapkan gambar, estimasi biaya pembangunan, dan seni interior serta eksteriornya.

Ciri - ciri Perumahan Yang Baik

Bagi yang hendak membeli rumah atau developer sebagai penjual properti tentu mempunyai kriteria
ciri-ciri perumahan yang baik. standar terbaik  inilah yang akan membuat nilai jual lebih tinggi dan menarik minat konsumen sebagai pembeli.
sebelum membeli rumah idaman biasanya calon pembeli akan melihat-lihat perumahan untuk membandingkan rumah mana yang terbaik, oleh karena itu perlu antisipasi bagi pihak developer agar jangan sampai calon pembeli hanya datang ke kantor pemasaran untuk meminta brosur lalu kabur tidak jadi beli :-) nah.. disini mari kita uraikan beberapa nilai lebih yang bisa jadi pertimbangan dalam memutuskan untuk membeli rumah.

Kisah Sebuah Pernikahan

“Sedikit Renungan cerita buat kita yang banyak hikmahnya jika kita mau mengkajinya”
Hari pernikahanku. Hari yang paling bersejarah dalam hidup. Seharusnya saat itu aku
menjadi makhluk yang paling berbahagia. Tapi yang aku rasakan justru rasa haru biru.
Betapa tidak. Di hari bersejarah ini tak ada satu pun sanak saudara yang menemaniku ke
tempat mempelai wanita. Apalagi ibu. Beliau yang paling keras menentang
perkawinanku.Masih kuingat betul perkataan ibu tempo hari,

Jumat, September 28

Antara Ayah, Anak dan Burung Gagak

Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan
pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di
sekitar mereka.
Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran. Si ayah lalu
menuding jari ke arah gagak sambil bertanya,
“Nak, apakah benda itu?”
“Burung gagak”, jawab si anak.
Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi
pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu
menjawab dengan sedikit kuat,